Mendeteksi Cinta Palsu

Nggak tau ya, Apa yg terjadi ama diri gw hari ini. Atau mungkin lebih tepatnya, rencana apa yg Allah siapkan untuk gw hari ini. Dari pagi gw futsalan, beres-beres di mess, ampe magrib dateng semua berjalan biasa aja. Nah, di jam 20.00 malem senen, kebiasaan gw yg udah kayak auto pilot nyetel metro TV, acara kesukaan gw, yg bikin hati adem atau bisa dapet pencerahan tentang apaaa aja. Ya, lo bener, MTGW, sebuah acara dimana ada seorang muda dan seorang bapak bijak dalam satu panggung bahas satu masalah sederhana sebenarnya, tapi selalu tepat sasaran dan pas, langsung ke sini (hati). Malem ini Pak Mario bawain tema “mendeteksi cinta palsu” atau apalah ya gw juga lupa tepatnya apa itu temanya pokoknya tentang itu lah.
Gw mw nulis beberapa hal yang gw simpan dalam memori gw (baca: HP), yang itu bikin gw hari ini sadar tentang satu hal, SADAR MANA CINTA YANG ASLI. Gw harap kalian suka untuk membaca dan merenungkan satu dua kalimat selanjutnya, sukur sukur ampe tulisan ini abis.

Gw mulai dengan bagaimana Pak Mario menunjukkan pada seorang audiens yang bertanya, “Kalau mw membedakan mana uang asli dan palsu, kita bisa punya acuan 3D, yaitu Dilihat, Diraba, Diterawang. Bisakah cara itu kita gunakan untuk menilai keaslian calon pasangan (suami) kita..?” , sebagai catatan: penanya adalah seorang wanita, yang (sepertinya) lagi galau milih pasangan buat mengarungi bahtera rumah tangganya kelak, seperti kebanyakan wanita lain yang masih bernafas dan lajang saat ini. Lalu apa yang terjadi? Seperti biasa, Pak Mario selalu mengahadirkan jawaban yg spontan dan humoris: “jadi, apabila pacar anda menemui anda di teras rumah” sambil terkekeh-kekeh ia berbicara, “anda akan menyuruhnya berdiri, lalu anda lihat dari rambut sampai kaki, menyuruhnya merentangkan tangan lalu anda raba-raba, dan mengangkatnya lalu menerawangnya (sambil memeragakannya)?” beliau melanjutkan. “tentu saja tidak seperti itu. Tapi mari saya beritahu caranya: anda bisa melihat pergaulannya, dengan siapa calon suami anda bergaul, dan bagaimana ia memperlakukan 3 (golongan) orang.” Sampai disini, penonton mulai serius sekali mendengarkan. “pertama, bagaimana ia memperlakukan orang tuanya dan orang yang lebih tua. Kenapa? Coba anda perhatikan pemuda-pemuda yang bersikap baik pada orang tuanya di rumah, atau sopan kepada orang yang lebih tua ketika dia berjalan didepannya, dialah yang akan memuliakan orang tua anda juga kelak.”

“kedua, perhatikanlah bagaimana ia memperlakukan wanita. Siapapun wanita itu dan dimanapun. Apakah dia adalah orang yang peduli dengan wanita dengan barang belanjaan yang banyak, atau bagaimana ia bergaul dan memuliakan teman-teman wanitanya.” Dan Pak Mario mengingatkan satu hal yang penting tentang ini, dengarkan baik-baik: “Laki-laki yang menikmati bercandaan jorok, adalah lelaki yang tidak baik, yang tidak menghargai perasaan wanita.” Dan apakah yang terakhir, atau yang ketiga dari bagian ini? “lihatlah bagaimana ia bergaul dengan anak-anak kecil. Seorang pria, seberapapun besar, kuat dan hebatnya dia, yang bisa lucu dan berbaik hati pada anak-anak kecil, adalah calon suami yang baik.” Dan kalo lo ngeliat di jalan, atau di mall atau dimanapun itu, pria seperti ini modelnya, berhati-hatilah, siapa tau dia udah nonton acara (MTGW) ini.. Hahahaha

Sampai di titik ini, tambah cerah ya pikiran lo tentang bagaimana milih pasangan. Gw terusin lagi ya, gak mau kan dapet ilmu Cuma sedikit? Yeah. Kita lanjutin lagi.
Cinta itu beda ama kagum. Bingung? Begini, lo mungkin pernah liat ada orang yang kagum ama Bung Karno, Bung Tomo, Einstein, Achilles, atau Plato. Tapi, percayalah, mereka gak akan pernah mau dan gak akan pernah bisa menikahi/memiliki orang-orang yang mereka kagumi itu. Hahaha, yaiyalah. Sudah beda zaman, beda alam pula. Cinta itu tergesa-gesa, harus memiliki, bikin gila, apalagi? Bikin orang bijak jadi bodoh, dan bikin orang bodoh bisa jadi bijak. Jadi, cobalah belajar memisahkan antara Cinta dan kgum, antara menikmati kecantikan (saja) dan keinginan menumbuhkan keindahan pasangan. 

Di sini, gw gak bilang bahwa kecantikan atau ketertarikan fisik itu tidak penting, itu penting. Tapi, cobalah mengerti, lo bisa tertarik pada banyak orang, ya benar, pada banyak orang. Gak percaya? Nyalakanlah TV atau berjalanlah ,menelusuri pantai.

Gw mau mempertegas hal ini, dengan sebuah cerita yang menarik, yang akan gw ceritain di bagian selanjutnya dari catatan ini. Selamat Malam, hmm, mungkin lebih tepat “Selamat Gini Hari” karena gw gak tau, lo lagi baca tulisan gw ini kapan. Salam Cinta, Bye!
Sambung ke “Geser Perspektif Cinta”

Gorontalo, 15 Januari 2012

Komentar

  1. wow.. reviewnya super sekali Saudara Eko.. :D
    ijin naruh link blogmu di blogroll yaa..

    BalasHapus
  2. Salam kenal lewat blog Ki.. :)

    blog-mu isinya juga bagus..

    BalasHapus
  3. Asikkkk, ane nonton juga kok mas bro.
    manteb nih, jadi lebih produktif dines di gorontalo. Punya blog sendiri... :)
    Selamat..!
    Salam kangen ga pake cinta
    Wkwkwkwkkkk

    BalasHapus
  4. Eh ada Brader Spar...
    Welcome!

    cuma mencoba mempraktekan kata2 bang Ippho..
    kapan sebaiknya kita menulis? Sekarang.

    *ntar gantian gw maen ke lapak lo

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REKOMENDASI] 100 TEMPAT MAKAN ENAK di JAKARTA

1,5 JAM SAJA

Jangan mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita