Capek Deh! (MTGW)
Mongol SUC dan Mario Teguh
Asli dah ini sesi MTGW yang bikin kocak karena dipandu ama komedian SUC,
“saya tidak bisa membayangkan saat dia melamar” karena mertuanya akan bilang
“are you serious?!” Kata Mario Teguh kepada Mongol mengawali. ^______^
Karena banyak sekali orang sangat aktif menjadi membosankan. Makanya
kita angkat tema “Cape deh!”
Orang-orang yang melelahkan adalah mereka yang mengeluh. Dia memberikan
banyak alasan untuk bisa mengeluh, sehingga kita bilang “capek deh!”
Ciri2 org yg meletihkan: Salah satunya adalah Mengeluh tapi sombong.
Hidupnya susah tapi tdk mau dinasehati. Ingatlah ini:
“Tugas kita bukan mengubah orang,
tugas kita hanya menyampaikan kebaikan, tugas mengubah itu ada pada Tuhan”
Tanya: Saya capek (Cuma bisa) lihat Pak Mario Teguh
(berbicara di panggung). Berikan tips super kepada saya agar saya bisa berdiri
seperti Pak Mario suatu saat nanti. Terima Kasih.
MT: Orang-orang yang berhasil itu tampil lebih
yakin, lebih berani, daripada aslinya. Coba perhatikan respon orang-orang
disekitar anda, ketika anda tampil lebih meyakinkan, gagah dan mahal, mereka
akan sangat menghargai dan mendengarkan anda.
Itu artinya penampilan berkelas, mengakibatkan perlakuan berkelas.
“Anda bisa ambil satu orang
sukses dibidang yang ingin anda kuasai untuk dijadikan contoh, dan ditiru jalan
suksesnya.”
Bagaimana cara mengatasi orang
yang suka berlebihan dalam belanja, tapi berasa dari golongan menengah kebawah?
Sekarang begini, ada lubang, terus ada org yang jatuh, boleh gak dia
menggali lebih jauh lagi? Tidak. Inilah tugas kita untuk mengingatkannya. Nasihatkan
saja, kalau kamu sudah jatuh ke lubang, jangan gali tanah lagi. Lalu mereka
mengatakan, “Habis gimana?” ya capek deh, itu menjadi tugas bagi yang
menasehati.
Cerita indian.
Ada seorang indian yang sedang meletakkan salah satu telinganya ke
tanah.
“sedang apa kau?”
“Mobil.”
“Apa? Kau bisa tau ada mobil?”
“Roda empat. Warna biru. Wanita. 2 orang.”
“Hah. Bagaimana kau bisa tau warnanya dan penumpangnya?”
“Mereka yang menabrakku tadi.”
Hahaha.
Kadang kala, Kita berekspektasi lebih pada seseorang, tapi mereka malah
tidak menghiraukan dan melihat ke sudut pandang yang lain. Mereka yang kita
anggap sudah tau impian kita: ayah-anak, Istri-suami, sesama kawan,
atasan-bawahan, Seringkali tidak bisa memenuhi ekspektasi kita. Itulah
sebabnya, Kita lebih gampang marah kepada keluarga, orang-orang terdekat dengan
kita.
Tanya: terkadang dalam hidup ini ada permasalahan dengan
orang yang lebih tua, kalau kita nasehati, mereka tidak terima, nah kita yang lebih
muda diam aja, itu malah dianggapnya kita setuju. Bagaimana?
MT: kalau ada orang kehilangan sendal di kantor
lalu menuduh kita. Apa yang harus kita lakukan? Senyum atau marah? Senyum. Karena
respon yang paling aman yaitu senyum. Senyum itu powerfull karena dia tidak
mengkhawatirkan atas kekuatannya, sedangkan marah itu mengkhawatirkan
kekuatannya. Orang yang biasa tersenyum itu menunjukkan kekuatan yang anda
damai karena memiliki itu.
Polling Time!
Anda punya seorang sahabat yang hidup susah. Tapi sangat tidak menerima
nasihat ada untuk perbaikan kehidupannya. Suka menghujat dan menyalahkan
ketidak-adilan dunia. Apa yang akan anda
lakukan?
a.
Tetap
menasehati karena dia sahabat anda (66%)
b.
Meninggalkannya
untuk urusan yang lebih baik (24%)
c.
Berdoa
bersama untuk Mengeluarkan roh halus di dirinya (10%)
Yang pilih a: karena seperti kita juga pernah dengar, “batu
saja ditetesi air, akan berlubang” kalau kita menyayaniginya pasti kita akan
bisa bersabar menasehatinya.
Disinilah masalahnya, sikap “takut menyinggung perasaan orang lain,
sampai bersedia hidup dalam kesabaran yang tidak jelas menasehati seseorang
yang sangat sulit untuk menerima nasihat”
Padahal pada akhirnya kita bertanggung jawab atas diri kita
masing-masing.
Jadi, jawaban A ini salah.
Yang pilih b: Kita sudah mencoba, dan membiarkan dia mandiri
untuk tumbuh menjadi benar, sambil kita berbuat hal yang sama pada mereka yang
lebih membutuhkan dan lebih berpotensi menjadi baik. Inilah jawaban yang paling
ideal.
Yang pilih c: ketika kita telah lama menasehati, namun dia
bebal, mungkin ada sesuatu yang salah pd dirinya, mungkin roh halus.
Kadang-kadang orang memang harus dibuat menjadi lucu, kamu mesti duduk
di situ, dan kami doakan, hahaha.
Tanya: Saya capek dengan masalah siswa yang itu lagi,
itu lagi, itu lagi. (Guru Bimbingan dan Konseling)
MT: Ada dokter yang setelah bertahun-tahun kerja,
menjadi takut menyerap masalah/penyakit yang diderita pasien-pasiennya. Coba,
Jadilah anggrek yang tetap menjadi bunga yang indah walaupun menyerap air yang
kotor. Dengan meneladankan jiwa yang kuat pada anak murid yang bermasalah itu.
Katakan padanya, 10 tahun lagi, saat kamu menjadi orang besar, yang berpangkat
tinggi, dan berwibawa. Bayangkanlah ketika kamu menjadi sukses nanti, apakah
masalahmu yang ada sekarang ini besar atau kecil? Kecil!
Bagaimana menilai kecantikan
wanita?
Wanita yang cantik itu high maintenance (biaya perawatannya tinggi).
Wanita pesolek itu lebih melelahkan drpd wanita yang tidak tau bersolek.
Kecantikannya ada pada kesahajaannya. “apakah ferarri butuh stiker untuk
menunjukkan betapa berkelasnya dia?” Tidak. Tapi kecap, minyak goreng, itu yang
butuh stiker.
Wanita yang terbaik itu, yang melihat anda, sebagai pribadi yang bisa
divermak. Nah tukang vermak terbaik itu wanita. Memaksa pria menjadi pribadi
yang lebih bernilai lagi.
“Wanita yang menjadikan kita pribadi
yang lebih dekat dengan surga, Itulah secantik-cantiknya wanita.”
Tanya: Bagaimana menjaga personality kita, tp tetap bs bergaul dengan
teman2 kita.
MT: kembalikan kpd standar. Setiap org memiliki standar. Siapa yang hr
ini mengeluh? Apa yg dilakukannya sebelum mengeluh? Dia membandingkan yg aktual
dengan standarnya.
Dalam pergaulan, apakah kita harus memilih-milih? Ya! Sebab kalau kita tidak pilih-pilih akan menjerumuskan. Sahabat itu 2 jiwa dalam satu tubuh, yang bisa merendahkan atau meninggikan anda. Maka pilihlah mereka yang bicaranya tidak merendahkan Suku, Ras, Agama. Dan jangan tertawa saat mereka melakukannya. Bila anda tertawa saat mereka melakukannya, itu artinya anda menyetujuinya.
Dalam pergaulan, apakah kita harus memilih-milih? Ya! Sebab kalau kita tidak pilih-pilih akan menjerumuskan. Sahabat itu 2 jiwa dalam satu tubuh, yang bisa merendahkan atau meninggikan anda. Maka pilihlah mereka yang bicaranya tidak merendahkan Suku, Ras, Agama. Dan jangan tertawa saat mereka melakukannya. Bila anda tertawa saat mereka melakukannya, itu artinya anda menyetujuinya.
Bagaimana sih org yang (paling) membosankan
itu?
MT: Mereka itu Adalah orang yang bosan dengan dirinya sendiri. Apakah
anda bisa menolong orang yang spt ini? Ini triknya: orang-orang yang sering mengatakan ini “OOhh, hebat ya”
“oohh bisa ya” saat berteman dan membawa mereka akhirnya memutuskan untuk
menikah. Lalu ketika sudah menikah, satu sama lain menikah lalu mengatakan
“eeyalah”. Hahaha
Begini, Bantu orang lain melihat keindahan penciptaannya. Yakin, Allah
tidak menciptakan barang cacat atau barang KW2. Kita haya tinggal meyakinkan
keindahan penciptannya.
Mau menarik? Senang menjadi dirinya, tertarik pada dirinya sendiri, buka
mengatakan “kok orang kayak gini masih hidup ya?” saat bercermin.
Itulah mengapa, Orang besar yang
sesungguhnya,bukan menjadikan dia besar dan bawahannya menjadi kecil dala
pembicaraannya, tapi mampu menjadikan
orang biasa yakin bahwa dia bisa menjadi orang besar.
Kesimpulan
Seandainya hidup anda benar-benar membosankan, Istri tidak kelihatan
cantiknya, karen ada “kabut” di depannya. Kehidupan anda menjadi sangat
membosankan.
Ada orang yang pernah karena saking lamanya menunggu dipanggil dokter
gigi, lalu mengutak-ngutik engsel pintu, bagitu terus, lalu menggambar
sekrupnya, sketsanya, dan berbisnis engsel pintu itu. Itulah makanya ketika
kita menjadi bosan, Lakukan terus, bosan, lakukan terus, bosan, lakukan terus,
krn yg anda hadapi pasti mengandung kebaikan. Tidak ada orang yang membosankan
kecuali krn bosan kpd dirinya sendiri. Rasakanlah sesuatu yang baru dari hidup
anda, istri/suami yang (terasa) baru, pekerjaan yang baru, dan menyenangkan.
Sehingga bagi kita, tidak akan ada kata “Capek Deh!”
26 Februari 2012, Gorontalo
26 Februari 2012, Gorontalo
Komentar
Posting Komentar